Kelurahan Randugunting merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Jawa Tengah. Kelurahan ini memiliki sejarah yang menarik dan kaya akan nilai budaya. Nama Randugunting sendiri berasal dari keberadaan dua pohon randu yang tumbuh seperti gunting di sebelah barat makam Kemuning. Pohon randu ini, sebelum ditebang pada tahun 1920, menjadi penanda arah selatan bagi para nelayan[2].
Sejarah Kelurahan Randugunting dapat ditelusuri kembali ke awal abad ke-20. Pada tahun 1910-an, daerah ini masih merupakan sebuah desa kecil atau pedukuhan yang dikenal dengan sebutan Bekel Kondor atau Bekel Bolang. Pada tahun 1919, pedukuhan ini digabungkan dengan beberapa daerah lain seperti Pekauman, Kemandungan, dan Krobokan menjadi satu kesatuan yang disebut Bekel Daupan. Saat itu, yang menjabat sebagai Bekel adalah M. Setyowardoyo, yang lebih dikenal dengan sebutan Bekel Mas Tja[1][2].
Dalam perkembangannya, Kelurahan Randugunting menjadi salah satu kelurahan termaju di Kecamatan Tegal Selatan. Bahkan, kelurahan ini pernah menjadi ibukota kecamatan pada masa lampau. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya posisi Randugunting dalam sejarah perkembangan Kota Tegal[5].
Dari segi pendidikan, Kelurahan Randugunting memiliki beberapa lembaga pendidikan. Berdasarkan data tahun 2013, terdapat 8 Sekolah Dasar (SD), 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 4 Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah ini. Selain itu, terdapat 2 TPA/TPQ dan 1 PAUD yang melengkapi fasilitas pendidikan di Randugunting[3].
Meskipun data spesifik mengenai jumlah siswa dan guru tidak tersedia, keberadaan lembaga-lembaga pendidikan ini menunjukkan bahwa Kelurahan Randugunting memiliki akses yang baik terhadap pendidikan dasar dan menengah. Untuk pendidikan tinggi, meskipun tidak ada perguruan tinggi yang berlokasi di Randugunting sendiri, namun terdapat beberapa perguruan tinggi di Kota Tegal yang dapat diakses oleh penduduk Randugunting, seperti Universitas Pancasakti Tegal.
Secara geografis, Kelurahan Randugunting berbatasan dengan beberapa kelurahan lain. Di sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pekauman, di sebelah timur dengan Kelurahan Mangkukusuman dan Kelurahan Kejambon, di sebelah selatan dengan Kelurahan Debong Lor, Kelurahan Debong Tengah dan Kabupaten Tegal, serta di sebelah barat dengan Kelurahan Debong Lor, Kelurahan Pekauman dan Kelurahan Kemandungan[5].
Data demografis spesifik untuk Kelurahan Randugunting tidak tersedia, namun berdasarkan data Kota Tegal secara keseluruhan, dapat diperkirakan bahwa kelurahan ini memiliki populasi yang cukup padat. Kota Tegal sendiri memiliki jumlah penduduk sebanyak 281.377 jiwa pada semester 2 tahun 2022, dengan 142.195 laki-laki dan 139.182 perempuan[4].
Dari segi sosiografis, mayoritas penduduk Kelurahan Randugunting, seperti halnya penduduk Kota Tegal pada umumnya, beragama Islam. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan bahasa Tegalan, sebuah dialek bahasa Jawa yang khas[4].
Kelurahan Randugunting juga dikenal dengan kuliner khasnya, yaitu Kupat Glabed. Makanan ini terdiri dari potongan ketupat yang diberi kuah kental dan dimakan bersama sate kerang atau sate kambing. Para pedagang kupat glabed biasanya dapat ditemui pada malam hari di ruas Jalan Merpati, Jalan Kapten Sudibyo dan Jalan KS Tubun[5].
Data ekologi dan hidrologi spesifik untuk Kelurahan Randugunting tidak tersedia. Namun, sebagai bagian dari Kota Tegal, kelurahan ini terletak di wilayah pantai utara Jawa yang memiliki topografi relatif datar. Kota Tegal sendiri dialiri oleh lima sungai, yaitu Sungai Ketiwon, Sungai Gangsa, Sungai Gung, Sungai Belis dan Sungai Kemiri, yang semuanya bermuara di pesisir Kota Tegal[4].
Dari segi etnografi, penduduk Kelurahan Randugunting, seperti halnya penduduk Kota Tegal pada umumnya, merupakan bagian dari suku Jawa. Mereka memiliki budaya dan tradisi yang khas, termasuk penggunaan bahasa Tegalan dalam kehidupan sehari-hari[4].
Kelurahan Randugunting merupakan salah satu dari 27 kelurahan di Kota Tegal. Kota Tegal sendiri terdiri dari 4 kecamatan, yaitu Tegal Barat, Tegal Timur, Tegal Selatan, dan Margadana[4][7].